Language

Jumat, 02 November 2012

Membangun Kepribadian Dari Menyapu/seribu cerita seribu kata bijak/mawar


MANFAAT MENYAPU UNTUK PENGENDALIAN DIRI

Menyapu, suatu pekerjaan kecil yang sering dianggap sepele terutama oleh para kaum laki-laki. Bahkan ada banyak dari mereka merasa malas untuk melakukan pekerjaan tersebut. Padahal sesungguhnya tersimpan begitu banyak manfaat yang bisa didapatkan dari menyapu, tanpa sadar menyapu bisa dijadikan dasar untuk membangun diri seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.
Dimulai dari struktur sapu yang merupakan penyatuan lidi atau serabut-serabut kecil, telah menunjukan bahwa kerjasama akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik jika dibandingkan dengan satu hal yang yang besar. Jika diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari, suatu pekerjaan dilakukan secara bersama-sama akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding jika hanya dilakukan oleh satu orang yang kuat dan jenius sekalipun. dari ketelitian kesempurnaan, ide-ide yang lebih luas dan pekerjaan pun bisa terus berkelanjutan karena dapat melaukukan pekerjaan secara bergantian.
Membangun kesabaran dari menyapu, kenapa kesabaran bisa terbangun dari menyapu? Bukanlah hal yang mudah untuk membangun sebuah kesabaran dan ketelatenan seseorang, terutama bagi mereka yang masih memiliki jiwa muda tinggi, cenderung ingin melakukan sesuatu secara instan sehingga hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Berlatih kesabaran dari menyapu merupakan cara termudah yang dapat dilakukan oleh semua orang. Tentu semua masih ingat masa-masa sekolah tugas piket kelompok kebersihan yang dibuat secara terjadwal pada setiap harinya. Ada beberapa anak yang melakukanya dengan senang hati, akan tetapi ada yang hanya setengah hati untuk melakukanya, bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mau melakukan tugas kebersihan tersebut. Dapat dirasakan secara langsung ketika sedang menyapu, rasa malas untuk membersihkan bagian-bagian yang sulit terjangkau terkadang memancing emosi seseorang yang pada akhirnya pekerjaan tersebut tidak dilakukan secara sempurna. Masih banyak debu yang terkumpul disudut-sudut ruangan dan dibawah meja atau kursi. Hal tersbutlah yang dapat dimanfataatkan sebagai sarana untuk melatih kesabaran seseorang. Jika dilakukan secara terus-menerus, perlahan kesabaran dan ketelatenan seseorang dapat terbangun secara otomatis. Cara menyapu yang awalnya hanya memanfaatkan gagang sapu yang panjang untuk menjangkau bagian bawah meja, perlahan akan berubah dengan menggeser meja tersebut sehingga hasil yang didapatkan pun menjadi lebih bersih. Tidak hanya sampai disitu saja setelah semuanya bersih, kesabaran pun masih bisa dilatih dengan kembali menata ruangan seperti keadaan semula.
Menjadi pribadi yang enggan untuk menyia-nyiakan waktu. Tanpa sadar begitu banyak waktu yang belum termanfaatkan ketika seseorang sedang bermalas-malasan. Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh setiap orang, tidak semua dapat mengerti kapan waktu mereka terbuang dan apa yang harus dilakukan sehingga waktu dapat termanfaatkan secara maksimal. Namun hal tersebut dapat dibangun dan dilatih sejak dini. Seseorang yang telah terbiasa dengan kegiatan menyapu pasti enggan untuk menjadi pasif, melakukan sesuatu untuk sekedar menggerakan tubuhnya. Sebagai contoh ketika pulang dari kerja, lelah yang dirasakan cenderung membuat seseorang untuk langsung beristirahat atau bisa dikatakn malas untuk melakukan apapun. Namun bagi mereka yang telah terbiasa dengan menyapu tidak akan betah untuk diam jika melihat kondisi rumah yang masih kotor.
Seperti rejeki yang diberikan oleh tuhan untuk makhluknya, siapa yang mau berusaha untuk mendapatkanya maka secara terus-menerus rejeki tidak akan ada habisnya untuk dicari. Seperti kotoran yang disapu, sebuah ruangan yang disapu sampai berulang kali bahkan sampai orang yang menyapu tersebut tidak bisa lagi menggerakan tubuhnya, kotoran masih akan tetap terbawa oleh sapu tersebut.
Sapu juga harus memiliki ikatan, keyakinan, kerjasama, yang kuat. Jika salah satu terlepas akan menyebabkannya menjadi terurai dan lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar