Language

Rabu, 18 Juli 2012

TENTANG HIDUP

Terlihat seseorang tengah gundah, duduk termenung seakan enggan untuk beranjak. Tak sadar masa depan yang masih belum di jalani dan mungkin akan lebih berat akan datang menghampirinya. Kejaidian demi kejadian yang dia alami di masa lalu membuatnya enggan untuk melangkah lagi, sejengkal pun dia merasa takut untuk melangkahkan kakinya. Rasa trauma akan perjalanan hidupnya yang terus menghantui semakin bertumpuk ketika segala hal pahit selalu berulang dengan kejadian yang lebih pahit. Dahulu dia seseorang yang begitu bersemangat tanpa kata menyerah, ketika langkahnya harus terjerembab ke dalam lubang busuk, dia hanya tersenyum sambil membersihkan bau busuknya untuk kemudian kembali melangkah, tak sempat dia berdiri tegak, kembali di dihempaskan oleh seseorang ke dalam lubang yang penuh duri  hingga membuatnya terbalut luka yang amat perih dan harus meniti waktu yang panjang untuk kembali. Waktu yang selalu dia nanti untuk kepulihanya terasa sangat jauh untuk di telusuri, hingga dia memutuskan untuk beranjak dan mencari kehidupan yang lebih baik meski dalam keadaan yang cukup berat. Apakah dia bisa menemukan apa yang dia cari dengan waktu yang singkat??? Dalam perjalananya, pertanyaanya pun terjawab, bukan kebahagiaan yang dia dapatkan, kembali dia harus mengerti beratnya kehidupan ini.
Dalam keadaanya yang masih di ambang tenggelam  di satu titik kehancuran, terlihat satu titik terang kehidupanya. Dengan langkahnya yang gontai, dia mencoba untuk menghampiri cahaya terang yang menarik perhatianya, tak segan dia mencoba untuk menanyakan “ bisakah engkau menrariku dari linkgkaran kelam yang selama ini telah aku buat sendiri?”, satu senyum dia dapatkan dari seseorang yang telah menjadi kunci untuk membuka pintu perjalanan hidupnya yang baru. Waktu yang cukup panjang menemaninya dengan berbagai hal baru yang cukup untuk membuatnya mengerti bagaimana untuk tersenyum. Tak sadar bahwa dirinya telah menguntit sebutir berlian yang terbungkus kain sutra, meskipun berlian tersebut tak pernah sekalipun merasa bahwa dirinya begitu indah, tanpa sadar telah membawanya masuk ke dalam onggokan sampah yang terus terlihat menumpuk dalam kepribadianya. Hingga sang berlian pun enggan untuk berada dalam kehidupanya, perlahan menjauh untuk tetap menjaga keindahanya.
Kini dia mulai menyadari semakin dirinya bertahan akan semakin mambuatnya terlihat busuk, dia pun tidak menyerah untuk kembali beranjak dan mencari satu sisi kehidupan lain yang mungkin bisa dia singgahi. Namun dia telah terbungkus sampah busuk yang melekat dalam dirinya, setiap jalan yang dilaluinya menjadi terasa begitu luas tanpa ada suara gaduh sahabat-sahabatnya yang dulu menemaninya, pandangan matanya menjadi begitu jauh hanya sekedar untuk melihat senyum dan canda tawa teman-temanya. Hembusan angin membawanya terbang melalui berbagai macam kehidupan dan terkadang berhenti membuatnya singgah dalam satu tempat baru, sejuta  harapan untuk bisa mendapatkan tempat selalu tertanam dalam hatinya di setiap persinggahanya. Apa yang dia dapatkan, sebenarnya telah dia mengerti sejak awal, bahwa sampah hanya akan terbuang, selalu terlemper kesana-kemari. Semua berulang begitu saja tanpa dia minta, tak pernah seklipun dia meminta untuk menjadi seperti itu. Sesekali dia ingin berkata “ bantulah aku untuk beranjak, aku sudah tidak bisa lagi melipat diriku sendiri untuk menjadi sesuatu yang lebih baik, bahkan masuk ke dalam bak sampah pun, untuk sekedar tidak menggaggu orang lain aku sudah tidak mampu. Ijinkan aku mengemis, kotorilah sejenak tanganmu, sentuhlah aku, tegakkan aku, letakan aku dalam singgasana kehidupan yang lebih baik”. Namun dia pun harus tahu bahwa takan pernah ada seorangpun yang akan menganggapnya berarti, bahkan dia pun harus bisa menerima ketika seseorang mencoba untuk melemparnya jauh-jauh dengan perasaan jijik dan sebatang kayu ditanganya.
Semakin hari dia terlihat semakin tertunduk dan semakin takut untuk beranjak, tak sadar bahwa selama ini jika dia selalu terlempar kesana-kemari adalah sebuah anugerah pemberian Tuhan yang tidak pernah bisa diberikan manusia dan tak pernah seklaipun dia sadari. Jutaan pengalaman yang sebenarnya telah membuatnya belajar dan semakin menjadikanya seseorang yang memiliki kehidupan lebih luas namun tak pernah dia mengerti. Mengertikah dia ketika terlempar ke dalam lubang busuk, dia pasti akan mengetahui bagamina untuk membuang bau busuk yang melekat pada tubuhnya, disaat dirinya terlempar ke dalam lubang yang penuh duri, dia akan memahami bagaimana mengobati luka yang sangat perih untuk dirasakan, setiap kejadian yang dia rasakan akan menjadi sebuah tameng untuk masa depan yang mungkin akan lebih berat dia jalani, sesungguhnya dia telah belajar sebelum yang lain mempelajari dan enggan unutk mengerti.
“Waktunya untuk beranjak dan mengerti bahwa hari esok masih ada dan masih harus untuk di jalani”
“Always standing, whereas standing is not easy”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar