SALAK PONDOH
MAMPU MENGANGKAT
PEREKONOMIAN MASYARAKAT BANJARNEGARA
SALAK, Salah satu jenis tanaman yang mirip pohon kelapa, memiliki
akar serabut, batang pohon berduri dan tinggi berkisar antara 2-2,5 meter.
Meski pohon dan kulit salak penuh dengan duri
tetapi tumbuhan ini memiliki peran yang sangat bersar untuk masyarakat
Banjarnegara khususnya di kecamatan Banjarmangu, Madukara, kecamatan wanayasa(
Desa Pandansari ) dan daerah sekitarnya. Yang tadinya banyak bertani padi dan
jagung, seiring dengan waktu banyak masyarakat yang telah beralih bercocok
tanam salak pondoh. Disamping harga salak yang relatif tinggi dan cenderung
seimbang dengan biaya perawatanya salak juga bisa panen dua kali dalam 1 bulan,
hal inilah yang mendorong para petani beralih
untuk menanam salak ketimbang padi yang memiliki siklus lebih lama yaitu
sekitar 4 sampai lima bulan, tidak hanya hal itu jika bertani padi setiap panen
para petani harus kembali mengolah tanah sawah dan menanam benih baru lagi, itu
jelas perbandingan yang sangat jauh dengan pohon salak yang hanya cukup menanam
sekali dalam kurun waktu yang cukup lama.
Tarwan, salah seorang
petani salak asal desa Pandansari kecamatan Wanayasa, mengatakan bahwa
perubahan ekonomi yang sangat drastis terjadi pada kehidupan ekonominya setelah
beralih dari menanam padi menjadi petani salak pondoh. Dalam waktu dua tahun
setelah penanaman bibit sudah bisa mengembalikan modal dari hasil penjualan bibit yang di cangkok dari tanamanya.
Masa produktif pohon salak
pondoh dimulai ketika pohon berumur empat tahun, masa produktif salak dapat
bertahan hingga puluhan tahun jika dirawat dan di pupuk dengan baik.
Dengan proses sekali tanam
dan masa produktif yang cukup lama pohon salak mampu merubah sebagian kehidupan
ekonomi masyarakat Banjarnegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar